ABSTRAK
Penelitian ini merupakan suatu perancangan dan perhitungan optimasi keluaran daya pembangkit pada sistem interkoneksi 150 kV Nanggroe Aceh Darussalam yng telah dirubah menjadi sistem kelistrikan yang bersifat desentralisasi dengan penambahan distributed generation (DG). Dengan adanya sistem interkoneksi yang berbasis distributed generation ini maka dapat dioptimalkan penggunaan energi dengan teknik menganalisa keluaran tiap-tiap pembangkit dengan menggunakan pemograman alogoritma genetik dan ketepatan peletakkan distributed generation. Sehingga pada akhirnya penggunaan energi yang sia-sia dapat dihindarkan atau dikurangi pada sistem interkoneksi 150 kV Nanggroe Aceh Darussalam.Dari hasil penelitian diperoleh sebuah kesimpulan bahwa optimasi energi akan optimal dengan penambahan distributed generation. Penggunaan daya dari setiap pembangkit sangat dipengaruhi oleh besarnya beban yang ada disekitar pembangkit tersebut. Oleh karenanya penempatan besarnya kapasitas dari pembangkit harus dikaji ulang pada sistem interkoneksi Sumut – Aceh untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sebagai contoh pembangkit Nagan Raya hanya digunakan sebesar 12,752 MW dari kapisitasnya sebesar 2×110 MW dengan asumsi bahwa pemabngkit distributed generation yang ditambahkan mempunyai kooefisien biaya yang identik dengan pembangkit Nagan Raya.Rugi- rugi daya terbesar sebelum dilakukan optimasi terjadi pada saluran Pangkalan Brandan – Langsa sebesar 13,5 MW. Sedangkan rugi-rugi terkecil terjadi pada saluran Langsa – Tualang Cut sebesar 0,033 MW. Hal ini disebabkan oleh panjangnya saluran dan besarnya beban pada setiap gardu induk. Total rugi-rugi daya yang terjadi sebelum adanya optimasi sebesar 27,182 MW. rugi-rugi daya (P) pada saluran sebelum dan setelah dilakukan optimasi dengan penambahan distributed generation , maka pengurangan rugi-rugi daya terbesar terjadi pada saluran Pangkalan Brandan – Langsa sebesar 12,01 MW atau sebesar 89%.
Kata kunci: energi, distrbuted generation, alogaritma genetik